![]() |
KALA ITU (4) |
KALA ITU
Oleh: Cokelat Panas
Raihan Ananta, begitu sebutannya. Seorang siswa seangkatan dengan diriku, ikut MOS bareng dan kelasnya berada di sebelah kelasku.
Orangnya aneh, selalu mengikutiku ketika aku bertemu dengannya. Selalu menanyakan hal yang sepertinya tidak penting, aku pun tidak pernah menjawabnya tapi ia terus bertanya. Seperti kala itu...
"Iya kan? Kelas kita jejer." Aku tidak menjawab, kulangkahkan kakiku meninggalkannya sendirian di depan papan pengumuman. "Hey, ayo ke kelas bareng!" Teriaknya. Yayan berlari mengejar langkah kecilku. Sesampainya ia di sebelahku, ia tersenyum sambil memiringkan kepalanya menatapku.
Kenapa sih orang ini? Kesambet apa sampai seperti ini? Baru ini aku bertemu dengan orang aneh seperti sosoknya.
"Riris?" Panggilnya dan sontak membuatku menolehkan kepalanya namun buru-buru kupalingkan kembali wajahku.
Entah kenapa tiba-tiba pipiku memanas, aku takut jika pipiku berubah menjadi merah. Aduh Riris, kenapa sih aku ini?
"Kalo 'Dilan' pernah meramal dirinya akan bertemu 'Milea' di kantin, apa aku harus menggunakan cara itu juga biar bisa bertemu kamu?" Ucap Yayan membeberkan sepenggal kalimat yang ada di Novel Dilan.
Tanpa sadar ujung bibirku tertarik ke atas. "Suka baca novel?" Mendengar pertanyaannya buru-buru kutarik kembali ujung bibirku ke tempatnya semula. Pandangannya kembali fokus ke depan, "aku nggak suka baca, lain kali kamu mau ya ceritain isi buku yang kamu baca ke aku?" Pandangannya kembali beralih menatapku.
Kenapa sih ini orang? Bukannya kabur karena sedari tadi aku tidak menanggapi setiap ucapannya justru malah terus mengoceh banyak hal. Aneh.
Itu yang kupikirkan saat itu, sosok Raihan Ananta yang gigih ingin tahu sosokku, Ririn Ariningtyas, perempuan pemalu, pendiam, dan tidak suka berbicara pada banyak orang. Apa yang istimewa dariku hingga membuat Yayan berusaha terus untuk mendekatiku?
.
.
Comments
Post a Comment